ABSTRACT
The aimed of this study was to evaluate the context, input, process, product of Healthy School aktivitas in Public School Kutowinangun 04 Salatiga (SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga). This study was evaluative research using CIPP model. The technique of collecting data using interviews, observation and documentation. Some of the steps being taken in the analysis of the data included: data collection, data reduction, data display and verification. Validation of data using triangulation techniques and resources. The results showed: (1) from the aspects of Context, the Healthy School aktivitas was the policy of the central government to improve the quality of education through the improvement of students health, in addition to the schools' needs, especially the students in Public School Kutowinangun 04 Salatiga were still low level of health, (2) from the aspect of Input, design aktivitas proved to be able to answer the need for the aktivitas to address the low level of students health, and supported by human resources, facilities and infrastructure, adequate cost, 3) from the aspect of Process, Healthy School Program has been run in accordance with aktivitas planned but on its implementation there were obstacles where schools have limited funds and inadequate infrastructure, and (4) from the aspect of Product, all targets to be achieved in aktivitas planned has been reached so that impacted the improvement of the quality of education in Public School Kutowinangun 04 Salatiga and therefore eligible to continue in the next period with several aspects improvements.
Keywords: Program Ecaluation, Healthy School, CIPP
PENDAHULUAN
Pada masa globalisasi ini banyak tantangan bagi penerima asuh yang sanggup mengancam kesehatan fisik dan jiwanya. Tidak sedikit anak yang menunjukkan sikap tidak sehat, menyerupai lebih suka mengkonsumsi masakan tidak sehat yang tinggi lemak, gula, garam, rendah serat, meningkatkan resiko hipertensi, diabetes, obesitas dan sebagainya. Siswa sebelum makan tidak mencuci tangan terlebih dahulu, sehingga memungkinkan masuknya bibit penyakit kedalam tubuh. Hal ini mengacu pada anutan Hamiyah dan Jauhar (2015) bahwa sikap tidak sehat ini juga disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat, menyerupai kurang bersihnya rumah, sekolah, atau lingkungan masyarakatnya.
Rendahnya upaya untuk menumbuhkan kesadaran hidup higienis dan sehat kepada penerima didik, berdampak pada siswa sekolah dasar yang belum sepenuhnya mengetahui bagaimana cara yang benar untuk memelihara kesehatan langsung ataupun lingkungannya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Teguh (2012) bahwa masih ada siswa yang menderita penyakit kulit, membiarkan rambut dan kuku memanjang tidak terawat, menderita gigi berlubang, kurang higienis dan rapi dalam berpakaian, kurang serius dalam melaksanakan senam setiap jumat pagi, sering membuang sampah sembarangan, jajan sembarangan dan tidak memperhatikan kebersihan jajanan. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian Diana (2013:48) yang menunjukkan bahwa pelaksanaan aktivitas sikap hidup higienis dan sehat yang masih rendah sanggup berakibat pada kualitas lingkungan sekolah yang rendah dan masih tingginya angka penyakit yang menyerang anak usia sekolah.
Terdapat beberapa saran yang peneliti sampaikan guna perbaikan penyelenggaraan aktivitas Sekolah Sehat pada periode berikutnya, yaitu:
1. Bagi sekolah
a. Sekolah harus lebih intensif dalam menjalin kerjasama dengan pihak lain (swasta, komite, orangtua, APBD) dan
yang terkait dengan aktivitas sekolah sehat lainnya untuk mendapat sumbangan dana dalam mendukung pelaksanaan program.
b. Sekolah harus melengkapi sarana dan prasarana yang belum dimiliki yaituruang BP/BK, ruangan aula, ruang
khusus untuk pengumpulan hasil bank sampah dan juga daerah untuk pembuatan pupuk kompos.
2. Bagi Dinas Pendidikan
Dinas perlu melaksanakan monitoring dan penilaian terhadap penyelenggaraan aktivitas sekolah sehat di sekolah-sekolah penyelenggara aktivitas sekolah sehat.